Di awalnya, banyak orang memandang skeptis, "siapa sih orang ini? Dia dari Indonesia?" Dia agak dianggap remeh karena memang jika dibandingkan dengan Italia yang negara maju, Indonesia hanyalah negara berkembang yang prestasi sepakbolanya hanyalah sekecil kuku jika dibandingan dengan Italia.
Tapi, Erick Tohir berhasil menjungkirbalikan pendapat orang-orang tersebut, ia berhasil membeli Inter Milan dari tangan sang presiden legendaris, Masimmo Moratti dan Thohir pun sah menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi presiden klub di Italia, bukan klub ecek-ecek, tapi klub yang telah dikenal di seantero jagad.
Di sini, saya tidak ingin membahas tentang Inter Milan atau ambisi dari seorang Thohir yang saya pikir agak gila walau jujur saya bangga bisa melihat orang Indonesia mempunyai klub besar di Eropa, sesuatu yang tak lazim sebenarnya.
Saya ingin fokuskan kepada satu pertanyaan, kenapa Erick Thohir tidak menginvestasikan dananya di Liga Indonesia? Setau saya memang dia termasuk dalam salah satu jajaran manajemen dari Persib Bandung, tapi jika ia bisa bersaing dan akhirnya mendapatkan Inter Milan, tentu uang yang ia punya sangat banyak yang bisa digunakan untuk membangun sepakbola di Indonesia.
Saya rasa, pembelian Inter Milan ini adalah salah satu ambisi dari seorang Erick Thohir untuk meningkatkan nama Indonesia di mata dunia dan juga ibaratkan adalah keinginan dari hati untuk memiliki sebuah klub di Eropa yang memang sangat terkenal. Saya juga merasakan dan bermimpi bisa mempunyai klub yang saya favoritkan dan mengelolanya, mimpi bebas lho.
Jika saya adalah seorang Erick Thohir, saya tidak akan membeli Inter Milan. "Lho kenapa mas? Kan keren?" Saya lebih memilih untuk membeli salah satu klub di Indonesia dan mulai membangunya secara perlahan. Mungkin Erick Thohir bisa membeli Persib Bandung, membeli stadion GBLA agar dikelola oleh jajaran manajemen dari Persib Bandung sendiri dan lepas dari tangan pemkot. Dengan uangnya, tak sulit untuk Thohir untuk membangun pusat pelatihan yang canggih, pelatihan untuk pemain muda yang mumpuni yang tentu saja tak hanya bermanfaat bagi Persib, tapi juga untuk timnas Indonesia ke depanya.
Saya baru saja membaca artikel di Goal.com, wawancara dengan Direktur Kompetisi J-League (Liga Jepang). Saya pernah dengar bahwa dulu Jepang malah belajar pengelolaan kompetisi dari Indonesia saat era Galatama, tapi kita telah tertinggal jauh sekarang.
Di dalam wawancara tersebut, sang Direktur ini bilang bahwa potensi sepakbola di Indonesia (khususnya tingkat ASEAN0 itu tidak kalah dengan negara asia lainya. Bahkan macan ASEAN, Thailand, dulu perna mengalahkan Jepang 5-2. Saya juga ingat perkataan seorang legenda Indonesia "Jepang, Korea, China lewat semua,kita babat habis!" Ya, kebanggaan masa lalu.
Potensi sepabloa ASEAN, itu sangat berpotensi untuk menjadi lebih baik lagi, asalkan dikelola secara profesional dan pelan-pelan.
Jepang tidak medapatkan hasil yang didapatnya sekarang secara instan, bahkan J-League secara resmi dimulai tahun 1991, agak terlambat, tapi lihat di PD 2002 mereka berhasil menyingkirkan Italia dan secara kontinu selalu masuk di Piala Dunia. Si direktur sendiri juga bilang bahwa sebenarnya pengusaha di ASEAN itu banyak tapi mereka lebih banyak menginvestasikan uangnya di luar negeri.
Saat dia ditanya pendapat tentang Thohir dia menjawab "Jika pengusaha seperti Thohir berinvestasi di negeri mereka sendiri, mereka bisa mencapai raihan tertinggi yang, bahkan tak bisa dilakukan klub-klub Jepang."
Jika saja pengusaha-pengusaha kaya di Indonesia berani menginvestasikan uangnya di Indonesia, saya cukup yakin sepakbola akan berkembang pesat di sini. Saya pun punya mimpi jika saya menjadi pengusaha sukses di masa yang akan datang, saya ingin membeli Persija Jakarta, klub favorit saya sejak kecil dan mengelolanya dengan profesional, mimpi sabeb kakak.
Memang kendala yang juga pasti di pikir oleh Thohir jika ingin membeli klub Indonesia adalah faktor kurang becusnya pejabat kalangan atas, judi marak dan potensi kerusuhan yang suka sering terjadi yang tentu saja merugikan klub dan yang penting adalah potensi bisnis yang tak terlalu meguntungkan, makanya Thohir lebih memilih untuk menginvestasikan uangnya di Inter, yang notabene fanbasenya da di seluruh dunia sehingga potensi bisnis yang tinggi.
Semoga kelak akan ada pengusah Indonesia yang berani untuk mengambil resiko di Indones, bukan hanya demi kepentingan klub tapi demi kebaikan Indonesia ke depanya, amin.