Ini
cerita tentang klub yang pernah Berjaya di era sebelum 90an. Klub yang begitu
ditakuti di seantero Eropa yang mendengar namanya saja, lawan pun ciut karena
kedahsyatan mereka. Mereka merajai Inggris dan juga Eropa, dengan 18 gelar liga
Inggris dan 4 gelar Liga Champions di era 60-80an, mereka begitu dihormati.
Tapi semua berubah saat memasuki era 90an, dimana era Liga Premier
dimulai. Klub yang dulu begitu merajai
Inggris berhenti mendadak, stuck di masa lalu seakan akan tak bisa move on dari
masa lalu. Tak perna berhasil meraih gelar liga Inggris, hanya gelar minor di
Inggris dan Eropa.
Untunglah
di tahun 2005, keajaiban itu mucul. Perjalanan menuju final yang begitu
berkelas diwarnai kontroversi di semifinal saat gol si nomor 10 yang masih diperdebatkan
sudah melewati garis atau belum yang berhasil mengantar klub ini melaju ke
Istanbul, tempat digelarnya final UEFA Champions League. Di final, lawanya
adalah salah satu raksasa Italia, Eropa dan dunia. Sama-sama berbaju merah
dengan materi pemain yang jika di atas kertas, klub dari Inggris ini taka da
apa-apanya. Dan benar saja, di babak pertama, klub Inggris ini tak berdaya dan
diluluh lantakan 0-3 oleh raksasa Italia ini.
Entah
apa yang dilakukan sang pelatih dari klub Inggris tersebut, memasuki babak
kedua, diawali dengan gol header dari sang kapten, tendangan dari luar kotak
penalti pemain cadangan yg baru saja masuk, dan penalti yang walau berhasil di
tepis tapi sang pemain berhasil memanfaatkan bola rebound tersebut, skor
berubah menjadi 3-3 hanya dalam waktu 6 menit! Semua tercengang, bahkan para
pemain dari klub italia tersebut yang kabarnya sudah bernyanyi seakan mereka
akan juara dengan mudah saat istirahat babak pertama, terkesan shock, tak
percaya bahwa klub asal Inggris ini bisa memutar balikan semuanya.
Penampilan
hebat klub Inggris ini yang berhasil
menahan gempuran raksasa Italia termasuk saat babak perpanjangan waktu, striker
tajam klub Italia asal Ukraina tinggal one-on-one dengan kipper tapi seperti
grogi dia tak bisa menceploskan bola ke gawang. Dan akhirnya pertandingan
melaju ke babak penalty, beberapa penendang dari kedua belah pihak sama-sama
ada yg berhasil dan tidak berhasil. Akhirnya penentuan ada di pundak sang
striker asal Ukraina yg td gagal dalam one-on-one dengan kiper klub Inggris
asal Polandia. Suasana stadion dan pemain dari kedua belah pihak terdiam,
mencekam menanti hasil dari penalty ini. Dan,
sang striker Ukraina itu menendang bola ke tengah dan kipper polandia
tersebut sudah salah jatuh ke kanan, tapi tanganya masih bisa menggapai bola
tersebut. Dan anda pun tahu siapa klub yang saya maksud di atas dan istilah
terkenal mereka, “Miracle of Istanbul”. Yap, Liverpool berhasil membuat rugi
rumah judi dengan membuktikan bahwa mereka bisa menjadi juara melawan sang
raksasa Italia, AC Milan.
Musim
ini, setelah beberapa tahun Liverpool absen di Eropa karena masalah performa
dan lain-lain, sekarang terlihat bahwa tim ini memang seharusnya pentas di
Eropa, karena sudah tradisi mereka untuk tampil di Eropa. Permainan yg ciamik
di bawah komando sang pelatih muda, Brendan Rodgers, dibawah bimbingan sang
kapten legendaris, satu-satunya pemain yang tersisa dari skuad Miracle of
Istanbul, Steven Gerrard dan duet maut di lini depan SAS, Suarez-Sturridge yang
masing sudah mencetak 27-19 gol di Liga Inggris dan juga belum pernah kalah di
tahun 2014 ini. Setalah terakhir menjadi kandidat juara di tahun 2008 yang
mengakhiri musim di posisi kedua, sekarang menjadi title contender lagi berkat
permainan yng mengesankan dari Anfield Gang ini. Target utama di awal musim
adalah merebut jatah ke Liga Champions, hal yg sudah 70-80% akan di raih,
lama-kelamaan berubah menjadi perebut gelar juara, suatu hal yg diidam-idamkan
karena sudah 20 tahun lebih Liverpool tak meraihnya. Nada optimisme dari
supporter coba diredam oleh Rodgers yang selalu bilang kalau Liverpool tak
pernah memikirkan gelar juara, hanya liga chmapions saja. Tapi dari penampilan
klub sampai sekarang, siapa yg meragukan kemampuan Liverpool untuk jadi juara?
Saya ingat saat Liverpool mengalahkan MU 0-3 di Old Trafford, komentatornya
bilang “ Title Contender? Now you better believe” Harapan memang selalu ada
tapi skuad Liverpool selalu bilang hanya focus ke laga berikutnya, karena nanti
mereka masih akan melawan City dan Chelsea di Anfield, 2 pesain terkuat saat
ini dalam merebut gelar. Tapi tak ada yang tak mungkin, mungkin nanti ada
Miracle lain setelah Miracle of Istanbul.
Now,
You Better Believe! #YNWA
No comments:
Post a Comment